Terus mensyukuri akan warna warni yang terangkai dalam pelangi kehidupan ini . . .

Sabtu, 24 November 2012

KEAJAIBAN CUMI-CUMI DAN GURITA


          Mekanisme pada cumi-cumi sangatlah rumit. Pada kedua sisi kepalanya terdapat lubang mirip kantong. Air disedot melalui lubang ini dan masuk ke dalam rongga berbentuk tabung atau silinder dalam tubuhnya. Lalu ia menyemburkankan air ini keluar dengan tekanan tinggi melalui sebuah pipa kecil yang terletak persis di bawah kepalanya, sehingga ia dapat bergerak cepat dalam   arah   berlawanan   akibat   gaya reaktif,   yakni   gaya   dorong   yang  berlawanan   arah dengan arah semburan air. Teknik   berenang   cumi-cumi   memiliki   kecepatan dan daya tahan yang sangat sesuai untuknya. Cumi- cumi   Jepang   bernama  Todarodues   pacificus,   dalam migrasinya yang berjarak 1250 mil (2000 km), bergerak dengan kecepatan sekitar 1,3 mph (2 km/h). Untuk jarak dekat,ia mampu mempercepatnya hingga 7 mph  (11   km/h).   Beberapa   spesies  diketahui   mampumelampaui kecepatan 19 mph (30 km/h).

          Hewan   bertulang   belakang   adalah   makhluk   di bumi yang mampu berlari paling cepat, berenang paling baik dan terbang paling jauh. Semua ini karena keberadaan kerangka yang terbuat dari bahan keras dalam tubuh mereka, misalnya berupa tulang-belulang yang kokoh. Tulang berfungsi sebagai penyangga kuat bagi otot-otot yang menegang dan mengendur, yang melakukan gerakan terus-menerus melalui persendian yang dapat berputar. Hewan tak bertulang belakang bergerak dengan kecepatan lebih rendah dibanding hewan bertulangbelakang. Ini dikarenakan struktur tubuh mereka yang tidak bertulang. Meski disebut sebagai ikan, cumi-cumi termasuk hewan   tak   bertulang   belakang   yang   tidak   memiliki tulang dalam tubuhnya. Namun, mereka mempunyai kemampuan   gerak   luar   biasa   berkat   adanya   sistem yang sangat unik pada tubuhnya. Tubuh lunak cumi- cumi   tertutupi   oleh   lapisan   jaket   tebal.   Di   bawah lapisan ini, air disedot dan disemburkan keluar oleh otot-otot   kuat,   sehingga   menjadikannya   mampu bergerak mundur.
          Cumi-cumi meloloskan diri dari musuh dengan gerakan sangat cepat akibat kontraksi otot yang cepat tersebut. Jika gerakan cepat saja tidak cukup, awan tinta pekat   dan   gelap   dikeluarkan   dari   dalam   tubuhnya, sehingga   musuh   terkejut   untuk   beberapa   saat.   Ini memberikan waktu yang cukup bagi cumi-cumi yang tak   terlihat   di   belakang   awan   tinta   untuk   segera meninggalkan tempat dan meloloskan diri.
          Sistem pertahanan dan cara berenang reaktif cumi- cumi   juga   bekerja   selama   berburu.   Mereka   dapat menyerang dan mengejar musuh dengan kecepatan tinggi.   Sistem   saraf   yang   sangat   rumit   mengatur penegangan dan pengenduran otot yang diperlukan selama berenang. Oleh karenanya, sistem pernapasan mereka juga pastilah sempurna, sehingga memungkin- kan   kerja   metabolisme   tubuh   yang   prima   yang diperlukan bagi sistem pancaran air (propulsi jet) pada cumi-cumi.

          Cumi-cumi bukanlah satu-satunya binatang yang berenang dengan  sistem reaktif. Gurita       juga menggunakan   sistem   ini.   Namun,   gurita   bukanlah perenang   sejati,   ia   menghabiskan   sebagian   besar waktunya   dengan   berjalan   melintasi   bebatuan   dan lembah curam di laut dalam.
          Kulit   bagian   dalam   gurita   tersusun   atas   banyak lapisan   otot   yang   saling   bertumpukan.   Otot   ini dikelompokkan menjadi tiga jenis: longitudinal, sirkular dan radial. Susunan otot yang saling memperkuat dan saling menyeimbangkan  ini   memungkinkan   gurita melakukan beragam gerakan. Ketika   menyembur air keluar, otot sirkular mengerut searah  panjangnya. Namun, sifat volumenya yang cenderung tetap menyebabkan otot tersebut melebar, dan ini biasanya menjadikan tubuh gurita memanjang. Akan  tetapi, otot   longitudinal mencegah pemanjangan ini. Otot radial tetap dalam keadaan   terentang   selama   peristiwa   ini   terjadi sehingga  lapisan   jaket  menebal. Setelah air disemburkan, otot radial mengerut dan memendek, sehingga   menyebabkan   lapisan   jaket   menipis,   dan rongga jaket pun terisi air kembali.
          Sistem otot pada cumi-cumi hampir menyerupai gurita. Tetapi ada satu perbedaan: cumi-cumi memiliki lapisan urat otot yang disebut mantel sebagai ganti otot longitudinal pada gurita. Mantel ini terdiri dari dua lapisan   yang   menutupi   bagian   luar   dan   dalam tubuhnya, seperti halnya otot longitudinal. Di antara kedua   lapisan   ini   adalah   otot   sirkular.   Otot   radial terletak di antara lapisan otot sirkular, dalam posisi tegak lurus.
          Terdapat pula desain sempurna tanpa cacat pada sistem   perkembangbiakan cumi-cumi. Telurnya memiliki permukaan lengket yang memungkinkannya menempel dan menggantung pada rongga atau gua-gua di kedalaman lautan. Embrio cumi-cumi mendapatkan sari makanan yang telah tersedia dalam telur   hingga   saat   menetas.   Embrio   melubangi   kulit penutup telur dengan menggunakan organ kecil mirip sikat pada bagian ekornya. Organ ini segera hilang setelah telur menetas. Setiap bagian terkecil dari sistem perkembangbiakan   cumi-cumi   telah   dirancang   dan berfungsi   sebagaimana   tujuan   perancangannya. Semua   penciptaan   menakjubkan   ini   tak   lain   adalah perwujudan ilmu Allah yang tak terbatas. 

      “Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang- binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi)   terdapat   tanda-tanda   (kekuasaan   Allah) untuk kaum yang meyakini.” (QS. Al-Jaatsiyah, 45:4) 

Sumber: Juandri93




Tidak ada komentar:

Posting Komentar