#edisi Copas & Share.. sile disimak
Amalan-amalan Khusus di Bulan Rajab
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Keterangan yang muktamad tentang bulan Rajab adalah bahwa bulan itu
termasuk bulan-bulan yang dihormati, atau dalam Al-Qur’an disebut
sebagai Asyhurul Hurum, yaitu, Muharram, Dzul Qa’dah, Dzul Hijjah,
Muharram dan Rajab. Dalam bulan-bulan tersebut, Allah Subhanahu Wa
Ta’ala melarang peperangan dan ini merupakan tradisi yang sudah ada jauh
sebelum turunya syariat Islam. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
”Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan,
dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di
antaranya empat bulan haram. Itulah agama yang lurus, maka janganlah
kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah
kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu
semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang
bertakwa.” (QS At-Taubah: 36)
Dari para ulama kalangan mazhab Asy Syafi’i, Imam An-Nawawi berkomentar
tentang puasa sunnah khusus di bulan Rajab, “Tidak ada keterangan yang
tsabit tentang puasa sunnah Rajab, baik berbentuk larangan atau pun
kesunnahan. Namun pada dasarnya melakukan puasa hukumnya sunnah (di luar
Ramadhan). Dan diriwayatkan oleh Abu Daud dalam kitab Sunan bahwa
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam menyunnahkan berpuasa di
bulan-bulan haram, sedang bulan Rajab termasuk salah satunya.”
Adapun tentang keutamaan bulan Rajab, kebanyakan ulama mengatakan bahwa
dasarnya sangat lemah, bahkan boleh dikatakan tidak ada keterangan yang
kuat yang mendasarinya dari sabda Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa
Sallam.
Sayangnya, entah bagaimana prosesnya, justru sebahagian kaum muslimin
berpendapat bahwa bulan Rajab memiliki berbagai keutamaan, sehingga umat
Islam dianjurkan untuk melakukan ibadah-ibadah tertentu agar mereka
dapat meraih fadhilah atau keutamaan tersebut. Di-antara contoh-contoh
amalan-amalan yang sering dipercaya umat Islam untuk dilakukan pada
bulan Rajab adalah:
Mengadakan shalat khusus pada malam pertama bulan Rajab.
Mengadakan shalat khusus pada malam Jum’at minggu pertama bulan.
Shalat khusus pada malam Nisfu Rajab (pertengahan atau tanggal 15 Rajab).
Shalat khusus pada malam 27 Rajab (malam Isra’ dan Mi’raj).
Puasa khusus pada tanggal 1 Rajab.
Puasa khusus hari Kamis minggu pertama bulan Rajab.
Puasa khusus pada hari Nisfu Rajab.
Puasa khusus pada tanggal 27 Rajab.
Puasa pada awal, pertengahan dan akhir bulan Rajab.
Berpuasa khusus sekurang-kurang-nya sehari pada bulan Rajab.
Mengeluarkan zakat khusus pada bulan Rajab.
Umrah khusus di bulan Rajab.
Memperbanyakkan Istighfar khusus pada bulan Rajab.
Akan tetapi, semua pendapat tersebut tidak dapat dipegang, karena kalau
kita jujur terhadap sumber-sumber asli agama ini, nyaris tidak satu pun
amalan-amalan di atas yang berdasarkan kepada hadis-hadis yang shahih.
Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu
‘Anhu dijelaskan bahwa Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam apabila
memasuki bulan Rajab beliau senantiasa berdo’a:
“Allahumma Baarik Lanaa Fii Rajab Wa Sya’baan Wa Ballighnaa Ramadhan.”
(Yaa Allah, Anugerahkanlah kepada kami barokah di bulan Rajab dan
Sya’ban serta sampaikanlah kami ke bulan Ramadhan) (HR. Ahmad dan
Bazzar).
Sayangnya hadis ini menurut Ibnu Hajar tidak kuat. Sedangkan hadis-hadis
yang lainnya yang berkaitan dengan keutamaan-keutamaan bulan Rajab, tak
ada satu pun hadis yang dapat dijadikan hujjah. Misalnya hadits yang
bunyinya:
“Rajab adalah bulan Allah, Sya`ban adalah bulanku (Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam) dan Ramadhan adalah bulan ummatku.”
Hadits ini oleh para muhaddits disebutkan sebagai hadits palsu dan
munkar. Dr. Yusuf Al Qaradawi menyebutkan bahwa para muhadditsin telah
mengatakan kemungkaran dan kepalsuan hadits ini dalam fatwa kontemporer
beliau.
Dalam kitab Iqthidha Shiratil Mustaqim, Ibnu Taimiyah berkata, “Tidak
ada satu keterangan pun dari Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkaitan
dengan keutamaan bulan Rajab, bahkan keumuman hadis yang berkaitan
dengan hal tersebut merupakan hadis-hadis palsu.” (Iqthidha Shirathil
Mustaqim, 2/624)
Ibnu Hajar Al Asqalani secara khusus telah menulis masalah kedha’ifan
dan kemaudhu’an hadits-hadits tentang amalan-amalan di bulan Rajab.
Beliau menamakannya: Taudhihul Ajab bi maa Warada fi Fadhli Rajab.“ Di
dalamnya beliau menulis, “Tidak ada satu keterangan pun yang menjelaskan
keutamaan bulan Rajab, tidak juga berkaitan dengan shaumnya, atau pun
berkaitan dengan shalat malam yang dikhususkan pada bulan tersebut. Yang
merupakan hadis shahih yang dapat dijadikan hujjah.”
Dengan demikian, sebenarnya tidak ada satu keterangan pun yang dapat
dijadikan hujjah yang menunjukkan tentang keutamaan bulan Rajab. Baik
itu berkaitan tentang keutamaan shaum di bulan tersebut, shalat pada
malam-malam tertentu atau ibadah-ibadah yang lainnya yang khusus di
lakukan pada bulan Rajab.
Wallahu a’lam bishshawab,
Wassalamu `alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Ahmad Sarwat, Lc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar