Aku tau.. berat melepaskan anak mu ini pergi jauh lagi. Setelah hampir 12 tahun meninggalkan rumah, hanya pulang dua bahkan satu kali dalam satu tahun. Saat kuutarakan melalui telpon bahwa aku mendapat kan kesempatan menerima besisiwa menghafal quran, terdengar helaan nafas berat bapak, dan mamak tak ingin bicara. Hanya kata terserah yang keluar dari mulut keduanya. . Ahh diluar dugaan ku. Aku kira mereka akan senang mendengar kabar ini. Mamak menangis setelah pembicaraan itu usai, aku tau dari kakak ku yang saat itu ada dirumah.
Kecewa...? sedih...? Pasti,, tak ada yang bisa
kuperbuat saat itu, hanya mengadu kepada pemilik hati, agar melembutkan kedua
hati orang tuaku untuk mengizinkan aku pergi.
Saat aku pulang kerumah, aku tak pernah menyinggung
pembicaraan kemarin, tak ingin melukai hati mereka. Ingin rasanya aku katakan
bahwa tekad kuatku untuk mengahafal dan menjadi hafidzoh bukan untuk
kepentinganku, aku hanya ingin membalas jasa mereka yang telah banyak berkorban
dalam hidupku hingga saat ini. Namun lidah ku kaku untuk mengatakannya. Sebenarnya
aku ingin menghadiahkan mereka dengan memberangkatkan keduanya haji ke tanah
suci. Namun apalah daya, aku tak memiliki cukup uang untuk mewujudkannya.
Mereka sangat ingin naik haji, aku tau itu karena mereka selalu mengatakannya
didepanku dan saudara-saudara ku.
Keinginan menjadi hafidzoh semakin bulat saat aku
teringat akan hadis rosul yang mengatakan bahwa diakherat kelak para penghafal
quran akan diberikan semacam “reward” memakaikan mahkota dari syurga di kepala
orang tuanya. Dan para orang tua yang memiliki anak penghafal quran juga akan
mendapatkan jubah kemuliaan dari Allah. Subhanallah. Dalam hati aku berjanji walau
tak bisa membahagiakan mereka di dunia, aku harus bisa menjadi tabungan akhirat
bagi keduanya.
Alhamdulillah, atas bantuan kakak yang mencoba
berbicara dari hati kehati. Meyakinkan orang tua ku bahwa setelah satu tahun
menyelesaikan program beasiswa ini aku siap mengikuti tes CPNS (salah satu
alasan mereka tak mengizinkan aku karena ingin aku fokus mengikuti tes CPNS dan
bisa menjadi PNS). Mereka tau, aku sangat tidak ingin dan tidak berminat
menjadi PNS. Mereka takut jika kelak aku mengikuti program beasiswa menghafal
ini semakin membuatku jauh untuk memperoleh jalan mewujudkan keinginan mereka.
Ahh..kenapa harus PNS.
Ya Robb...
Terimakasih atas anugrah beasiswa ini, terimakasih
atas kesempatan ini, permudahkan aku menjalankannya.
Ya Robb...
Apapun pekerjaan ku, bagaimanapun kondisi ku,
izinkan aku memakaikan mahkota syurga itu di kepala kedua orang tuaku diakhirat
kelak.
Aaamiiinnn Ya Robb...
*Januari 2014
*Daek,Lingga. Jumat terakhir di ruangan binus
semangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttttttttttttttttttttttttt
BalasHapussemangaaaaaaaaaaaaaaaaaaaattttttttttttttttttttttttttttttttttt
BalasHapus