Terus mensyukuri akan warna warni yang terangkai dalam pelangi kehidupan ini . . .

Minggu, 03 Juni 2012

UNDIP terCinta UNDIP yang diCinta


ngotak-atik laptop..eh ktemu tulisan jadul..jadul bgt nii..tp gpp lah, kenang2 an smasa maba..:P 

UNDIP terCinta UNDIP yang diCinta
Oleh: Hasnawiya

            Kampus merupakan salah satu wadah untuk menimba ilmu. Lebih focus nya kita akan berbicara tentang kampus UNDIP, kampus kita tercinta. Sebagian waktu dan aktivitas mahasiswa tentu banyak dihabiskan di lingkungan kampus. Berangkat dari tema “Menuju UNDIP yang Intelektual dan dirahmati Allah”, saya sengaja menarik judul “UNDIP tercinta UNDIP yang dicinta”. Maksud dari judul tersebut adalah UNDIP yang merupakan kampus tercinta yang dalam artian dicintai Mahasiswa (kita semua) harapanya juga akan menjadi UNDIP yang di cinta. Dicinta disini maksudnya adalah UNDIP yang dicintai oleh Allah swt.
            Menjadikan UNDIP yang dicintai oleh Allah swt bukan lah perkara yang mudah dilihat dari kondisi mahasiswa dan lingkungan kampus yang terdiri dari berbagai macam kriteria dan karakteristiknya. Masing-masing fakultas memiliki ciri khas tersendiri yang tentu tidak bisa kita seragamkan atau disamaratakan. Misalkan saja lingkungan perikanan yang notabene mahasiswanya disibukkan dengan aktivitas praktikum dan setumpuk laporan yang tiada akhir (Lebay dikit..). Fakultas ekonomi yang terkenal dengan “kehedonisannya”. Lingkungan fakultas MIPA yang terkenal dengan sebutan
“pesantren” UNDIP dan fakultas-fakultas lain dengan karakteristiknya masing-masing.
             Banyak hal yang harus dilakukan dalam rangka menjadikan UNDIP dicintai oleh Allah swt. Selain dari individu mahsiswa juga yang perlu diperhatikan adalah pihak birokrasi yang berperan banyak dalam pergerakan system yang ada di UNDIP. Salah seorang teman saya dari Fakultas Hukum pernah menyebutkn satu system sinkronisasi dalam merubah suatu Negara yaitu istilah “Bottom up dan up down”. Dalam makna luasnya yaitu merubah dari atas dan merubah dari bawah yang kelak akan bertemu disatu titik kesimbangan. Menurut saya system  ini dapat diaplikasikan untuk menjadikan UNDIP yang dicintai oleh Allah swt.
            Pertama kita akan membahas dari bottom up. Saya akan menguraikan salah satu fenomena “dahsyat” dikalangan mahasiwa yang sifatnya sangat mendarah daging dan turun temurun (hehe..) yaitu aktivitas “Menyontek”. Saya rasa untuk satu aktivitas ini akan kita temukan disemua fakultas yang ada di UNDIP. Aksi ini tidak hanya dilakukan oleh para mahasiswa yang memiliki nilai kecerdasan di bawah rata-rata (alias ga’ pinter2 amat lah..) namun juga banyak mahasiswa yang pintar (saya rasa tanpa menyontek pun mereka bisa) melakukan hal yang sama. Ada yang bertanya kiri dan kanan, ada yang membawa catatan kecil dan bahkan ada yang search melalui operamini diaplikasi HP. Memanfaatkan kecanggihan teknologi katanya. (Ckckckc….).
            Krisis kepercayaan diri adalah salah satu faktor utama terjadinya aktivitas tersebut. Tidak percaya akan kemampuan akal dan otak yang telah diberikan oleh Allah swt. Selain itu juga kurangnya rasa “muroqobatullah” merasa selalu dalam pengawasan Allah. Jika semua mahasiswa percaya akan kemampuan yang dimiliki dan selalu merasa dalam penjagaan Allah saya rasa tanpa adanya pengawas pun ujian akan berlangsung dengan suasana tenang dan tentunya keberkahan ilmu yang diperoleh. Dari aksi contek mencontek secara tak langsung berimbas terhadap kesenjangan sosial. Pada saat ujiian akan ada beberapa mahasiswa yang sengaja dijauhi karena susah untuk diajak kerjasama. Mahasiswa yang jujur yang tetap percaya dengan kemampuan sendiri walaupun terkadang tidak bisa mengerjakan. Berlanjut setelah pengumuman KHS keluar mungkin akan timbul rasa iri dan sakit hati dari mahsiswa yang jujur. Maka timbullah penyakit hati yang apabila tidak dimanjemen dengan baik akan berdampak kurang baik.
            Salah satu sarana yang cukup efektif dalam membasmi aksi tersebut adalah dengan cara mengefektfikan kembali sarana mentoring di kampus. Meningkatkan kualitas mentor adalah langkah pertama yang tentu harapannya akan dapat memberikan pengarahan, pamahaman dan tauladan bagi mentee-menteenya. Bukan tidak mungkin dengan mentoring kita akan dapat mewujudkan UNDIP yang dicintai dan diridhoi oleh Allah swt. Aktivitas yang ada dimentoring merupakan “jiplakan” dari kegiatan Rasulullah di rumah Arkom. Kita ketahui bersama dari hasil “kumpul-kumpul” tersebut syiar islam meluas sampai di jazirah arab pada saat itu. Subhanallah jika kegiatan mentoring benar-benar terlaksana dengan baik.
            Selanjutnya kita akan membahas sistem “up down”. Pihak birokrasi di UNDIP rentan sekali terhadap istilah “korupsi”. Hampir sama dengan faktor yang menyebabkan aksi contek mencontek dikalangan mahasiswa yaitu sifat jujur yang sudah terkikis dan rasa muroqobatullah yang telah menghilang.
            Salah satu fenomena yang ada di jurusan perikanan masalah dana FORKOM (Forum Kelurga Orang Tua Mahasiswa). Mahasiswa 2008 masing-masing individu diberatkan biaya sebesar Rp. 2.500.000,-, sampai detik ini diantara para mahasiswa 2008 tidak ada yang mengetahui dan merasakan fungsi dana tersebut. Selain itu juga masih banyak lagi permasalahan yang ada seperti aliran dana bantuan beasiswa yang tidak tepat sasaran, kurang solidnya pihak internal kampus dan lain-lain.
            Pembentukan Aktivis Dakwah Kampus Permanen (ADKP) merupakan salah satu solusi dalam mensyiarkan islam di tatanan birokrasi. Namun untuk saat ini ADKP  di UNDIP masih sangat sedikit sehingga belum begitu terasa. Selain ADKP peran mahasiswa lembaga ataupun asisten dosen yang dipercaya juga memiliki peran besar. Ketika pihak birokrasi telah percaya maka akan sangat mudah untuk melakukan pendekatan dalam upaya syiar islam.
Memang benar untuk merubah suatu system atau tatanan dimulai dari diri sendiri. Menjadi pribadi yang sholih dan kemudian berperan aktif dalam mensholihkan orang-orang  sekitarnya. Hasan Albanna dalam buku Risalah Pergerakan 1 tentang marotibul amal dan telah membahas secara rinci tahapan-tahapan yang harus dilakukan yang dimulai dari diri sendiri, kemudian kerabat atau teman dekat sampai di tatanan birokrasi. Mulai detik ini mari kita semua untuk selalu siap memperbaiki diri menjadi pribadi muslim yang harapannya nanti akan melakukan suatu perubahan menjadikan UNDIP tercinta ini dicintai dan di ridhoi oleh Allah swt. Wallahu a’lam bishowab.
           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar